BAB I
PENDAHULUAN
1.1.Latar
Belakang
Hijauan merupakan sumber pakan utama untuk
ternak ruminansia(sapi kerbau kambing dan domba).Untuk meningkatkan produksi
perlu penyediaan hijauan pakan yang cukup baik kuantitas, kualitas maupun
kontinuitasnya. Hijauan terdiri dari
hijauan segar dan hijauan kering. Salah satu contoh hijauan kering adalah
jerami padi yang di olah sebagai
pakan ternak. Jerami padi merupakan limbah pertanian yang paling
potensial dan terdapat hampir di seluruh daerah di Indonesia dengan produksi
sekitar 52 juta ton bahan kering per tahun. Dari jumlah tersebut sebagian besar
dihasilkan di Pulau Jawa dan Bali yaitu sebanyak 21 juta ton bahan kering per
tahun.
Teknologi
pengolahan pakan merupakan dasar teknologi untuk mengolah limbah pertaniani
dalam pemanfaatannya sebagai pakan.Pengolahan pakan disini bertujuan untuk
meningkatkan kualitas, utamanya efektifitas cerna, utamanya untuk ternak
ruminansia serta peningkatan kandungan protein.Beberapa alternatif pengolahan
dapat dilakukan secara fisik pencacahan, penggilingan atau pemanasan.
Pengolahan cara fisik dan biologis memerlukan tenaga dan investasi yang cukup
tinggi dan dalam skala besar, sering kali menjadi tidak berjalan. Cara kimia
dengan amoniasi merupakan cara yang paling tepat dalam pengolahan ini, karena
mudah dilakukan, murah, tidak mencemari lingkungan dan sangat efisien.
Potensi jerami padi khususnya di Indonesia
sangat besar. Pada musim hujan para peternak tradisional dapat memberi sapinya
dengan hijauan segar yang berlimpah, namun pada musim kemarau (paceklik)
sebagian besar petani peternak memberi pakan ternaknya dengan jerami tanpa
diolah. Meskipun jerami ini dapat di makan oleh sapi, namun sebagian tidak
tercerna dan tidak akan menjadikan gemuk bagi ternaknya. Hal ini dikarenakan
jerami padi mempunyai serat kasar yang tinggi (35 – 40%) dan protein yang
rendah (3 – 4%).Dengan produksi lebih dari 26 juta ton pertahun (di Indonesia),
maka sangatlah sayang kalau potensi jerami ini diabaikan.
Pemanfaatan jerami padi sebagai pakan ternak sapikarbaukambingdan
domba agar dapat berdayaguna diperlukan suatu teknologi yang sederhana dan
mudah dalam mengerjakannya, tetapi tetap berkualitas. Teknologi tersebut antara
lain melalui amoniasi. Amoniasi merupakan teknik perlakuan kimiawi dengan
penambahan unsur N dari urea yang ditambahkan pada jerami, sehingga terjadi
poses perombakan struktur jerami yang keras menjadi struktur jerami yang lunak,
untuk meningkatkan daya cerna (digestibility) dan meningkatkan jumlah jerami
yang dimakan oleh sapi.
Prinsip dalam teknik amoniasi ini adalah penggunaan urea
sebagai sumber amoniak yang dicampurkan ke dalam jerami. Amoniasi dapat
dilakukan dengan cara basah dan cara kering. Cara basah yaitu dengan melarutkan
urea ke dalam air kemudian baru dicampurkan dengan jerami. Sedangkan cara
kering ureanya langsung ditaburkan pada jerami secara berlapis. Pencampuran
urea dengan jerami harus dilakukan dalam kondisi hampa udara (an-aerob) dan
dibiarkan/disimpan selama satu bulan. Urea dalam proses amoniasi berfungsi
untuk menghancurkan ikatan-ikatan lignin, selulosa, dan silica yang terdapat
pada jerami, karena lignin, selulosa, dan silica merupakan faktor penyebab
rendahnya daya cerna jerami.Salah satu tindakan yang harus dilakukan adalah
mencari teknologi pakan yang mudah, murah, dan ekonomis. Amoniasi merupakan
salah satu pilihan terbaik.Prinsip amoniasi adalah penggunaan urea sebagai
sumber amoniak yang dicampurkan dalam jerami. Amoniasi bisa dilakukan dengan
cara basah dan kering.
Pakan
juga merupakan komponen produksi dengan biaya yang terbesar.Biaya pakan dapat
mencapai 60-80% dari biaya produksi. Dengan biaya
pakan yang sangat besar tersebut membuat peternak kebingungan dalam mengatur
pemerian pakan. Apabila pakan diberi dengan porsi yang sedikit maka
produktivitas ternak khususnya sapi bali akan menurun. Sebaliknya jika pakan
diberikan dalam porsi yang banyak, peternak harus mengeluarkan biaya yang cukup
besar.
Berdasarkan uraian di atas maka perlu adanya (PKL) yang berguna untuk mengetahui cara pembuatan pakan yang tepat guna mengurangi biaya pakan dgn menggunakanPenerapanTeknologi Pengolahan
Limbah Jerami Padi (Amoniasi) Pada Ternak Sapi Bali Dikandang Kelompok Terasna
Desa Bagu Kec Pringgarata Lombok Tengah-NTB.
1.2.Tujuan
Dan Kegunaan PKL
1.2.1.Tujuan PKL
Praktik kerja lapang ini
bertujuan :
1. Untukmenerapkan ilmu peternakan yang telah
di peroleh dan di praktikan langsung di tempat PKL
2. Pembuatan amoniasi bertujuan untuk
meningkatkan kualitas jerami yang rendah.menjadi jerami yang kandungan nutrisinya
memadai dan daya cernanya tinggi
3. Untuk meningkatkan
keterampilan dan memperoleh pengalaman kerja dalam bidang peternakan khususnya dalam membuat pakan dari
jerami padi yang di amoniasi untuk pakan Sapi Bali berupa hijauan kering
(jerami padi yangdi amoniasi).
1.2.2.Kegunaan PKL
Praktik kerja lapang iniberguna
untuk:
1. Amoniasidapat memperoleh wawasan dan pengetahuancara
membuat pakan dengan menggunakan jerami.
2. Dapat mempraktekkan secara langsung cara pembuatan pakan dengan jerami sehingga bisa digunakan sebagai pakan ternak.
3. Sebagai kajian dan informasi bagi yang memerlukan.
BAB
II
KEGIATAN
PERAKTIK KERJA LAPANG
2.1.Waktu dan Lokasi PKL
Praktik Kerja
Lapang ini dilaksanakan di Kandang Kelompok Terasna Desa Bagu Kabupaten Lombok Tengah-NTB.Kegiatan praktik kerja lapang ini dilaksanakan mulai
tanggal 01 novembers/d 15 desember 2013 dan setiap hari dilakukan 4sampai 7 jam
per hari.
Gambar.1-2.Lokasi PKL
2.2.Metode Pelaksanaan
2.2.1.Metode Pelaksanaan PKL
Metode Praktik Kerja Lapang ini dilaksanakan dengan sistem magang
kerja, mengikuti aktivitasyang diarahkan oleh fasilitator.Untuk mendapatkan data
dan informasi mengenai topik/judul yang berkaitan, PKLdilakukan dengan metode
wawancara/diskusiobservasidan bekerja langsung ditempat PKL.
Adapun
macam kegiatan yang akan dilaksanakan yaitu:
1.
Membuat
pakan dengan jerami padi dan di olah
menjadi jerami amoniasi sebgai pakan pada sapiBaliyang tidak mencakup
dari perencanaan (penyediaan bahan baku).
2.
Pelaksanaan
(pemberian pakan yang berupa hijauan kering seperti (jerami padi
yang diamoniasi)pengawasan dan evaluasi.
3 Ikut melakukan kegiatan yang
berlangsung yang terjadi di tempat PKL.
1.
Wawancara
Dan Diskusi
Metode ini dilaksanakan dengan
mewancarai fasilitator selaku ketua kandang kelompok dan pemilik peternak.kegiatan
dilakukan pada waktu pagi dan sore hari serta diskusi dengan peternak
disela-sela pekerjaan untuk melengkapi data yang masih di anggap perlu.
2.
Observasi
Metode
ini dilakukan dengan cara melakukan pengamatan secara lansung pada setiap
kegiatan yang dilakukan di kandang Kelompok Terasna Bagu.
3.
Bekerja
DiTempat PKL
Kegiatan
ini dilakukan dengan cara ikut bekerja membantu para peternak dalam setiap
kegiatan mulai dari pengumpulan pakan jerami,pemberian pakan,pemberian minum,
dan membersihkan kandang.
2.3.Bentuk dan Macam Kegiatan PKL
Kegiatan PKL yang dilaksanakan
secara rutin setiap hari yaitu mulai dari pegambilan pakan pemberian pakan
pemberian minum membersihkan kandang dan sekitar area kandang.
2.3.1. Kegiatan
secara umum
Kegiantan yang dilakukan dikandang kelompok
Terasna adalah membersihkan kotoran sapi membersihkan sisa pakan memberi pakan
dan member air minum.
2.3.2. Penyiapan pakan
Penyiapan bahan baku pakan yang
berupa jerami padi diperoleh dari berbagai tempat yaitu dari sawah yang telah
panen padi diantaranya sawah di sekitar daerahNarmada Bagu dan Periggarata Jerami
padi diangkut dengan menggunakan mobil pick up dan dibawa ke lokasi PKL.
2.3.3.Pemberian pakan
dan minum
Pemberian
pakan dan air minum dilakukan pagi siang dan sore hari,sedangkan pemberian
pakan penguat (konsentrat).tidak di
berikan.
2.3.4.Pemampaatan limbah
ternak
Untuk
pemamfaatan limbah ternak kegiatan yang dilakukan yaitu mengolah kotoran
menjadi pupuk organik.Kotoran diperoleh dari hasil membersihkan kotoran di
dalam kandang dan di campurkan dengan abu sekam dan di aduk sampe merata dan
ditumpuk dan didiami selama 30 hari.
Gambar 3-4.Penyiapan bahan baku
2.3.5.Pengolahan
Sebelum
diberikan pada ternak, bahan baku pakan berupa jerami dicacah secara manual
menggunakan parang dengan ukuran ±20 – 30 cm kemudian diolah guna meningkatkan
palatabilitas.
2.4.Langkah-Langkah
pengolahan jerami (amoniasi)
a)
Menyediakan jerami
Alat dan bahan yakni:
- Air
sebanyak 20 liter.
- Urea
sebanyak 1,2 grm.
- Jerami yg
sudah di cacah 20 kg.
2.4.1.Proses pembuatan
-
Air (20 liter) yang
ditampung dalam bak plastik sebanyak 2 buah kemudianditambahkan urea sebanyak
1,2 gr di larutkan ke dalam air lalu diaduk hingga homogen.
b)
Cara pembuatan jerami
amoniasi
Jerami yang sudah di cacah ukuran
20-30 cm kmudian di masukkan ke dalam plastik lalu di timbang sebanyak 5 kg dan
di siram dengan air yang sudah di campur dgn urea tersebut dalam penyimpanan
membutuhkan waktu selama 21 hari.
Gambar
5-6.Pencacahan jerami
Tabel.1.
Macam kegiatan dikandang
No
|
Kegiatan
|
Waktu
pelaksanaan
|
1
|
Menganambil jerami
|
Setiap hari
|
2
|
Mencacah jerami
|
Setiap
hari
|
3
|
Memberi pakan
|
Setiap hari
|
4
|
Member air minum
|
Setiap
hari
|
5
|
Membuat jerami amoniasi
|
Setiap hari
|
6
|
Membersihkan kandang
|
Setiap hari
|
2.4.Manfaat Kegiatan PKL
Manfaat PKL yang
dilakasanakan adalah;
2.5.1.Bagi
Mahasiswa
1.Menambah wawasan dan pengalaman mahasiswa
dalam hal membuat pakan dengan jerami yang diamoniasi.
2.Sebagai wahana bagi mahasiswa untuk menerapkan
ilmu yang diproleh dibangku kuliah.
2.5.2.Bagi Lembaga (Fakultas)
1.Adanya
kerja sama yang baik antara tempat PKL dan fakultas (mahasiswa terkait) serta Dosen pembimbing PKL dan
pengurus Fakultas Peternakan UNRAM.
2.Mahasiswa dapat berbagi ilmu dengn
mahasiswa lainnya dalam bidang pembuatan pakan.
2.5.3.Bagi Tempat PKL
Adapun Manfaat bagi tempat PKL yakni Mahasiswa
dapat memmberi motivasi dan berbagi ilmu dengan pegawai di tempat PKL.
AB
III
GAMBARAN
UMUM LOKASI PKL
3.1.
Profil Lokasi PKL
· Nama lokasi PKL : Kandang kelompok Terasna.Desa Bagu.
· Bidang usaha : Breeding (pembibitan sapiBali) dan penggemukan
· Tahun didirikan : 2010
· Letak :
Kelurahan Medas Desa Bagu Kec pringgarata
Lombok Tengah-NTB.
3.2.
Gambaran Umum Peternak
KandangkelompokTerasna
terletak di dusun Medas Kec.Peringgarata.Lombok Tengah-Nusa Tenggara Barat
Dengan Batasan Geografis
·
Sebelah
utara :DusunMedas
·
Sebelah
timur :DusunPeneguk
·
Sebelah
selatan : Dusun Peneguk
·
Sebelah
barat : Dusun Karang Baru
3.3.
Topografi
Kandang kelompok Terasna ini terletak di
salah satu wilayah datar dikabupaten Lombok tengah provinsi Nusa Tenggara Barat
(NTB) adapun lokasi peternak ini dengan luas 3 are.letaknya di tenagh dusun Medas
sebelah timur jalan aspal.
3.4.
Perkandangan
Pada
Kelompok peternak ini terdapat 2 buah kandang kandang 1 (satu) dengan panjang 16 dengan lebar 3 meter untuk kandang sapi 15 ekor induk dan 11 ekor
anak dan kandang dua 11digunakan untuk sapi pembibitan yang mempunyai panjang
yang sama masing masing kandang di tempati oleh sapi pembibitan sebanyak 21
ekor sapi betina sebanyak 15 ekor dan dan sapi jantan sebanyak 1 ekor ditempat
yang sama.di sebelah selatan kandang terdapat sumber air yang di tamping di
sebuah penampungan yang berasal dari air sumur.digunakan sebagai air minum
ternak dan tempat untuk memandikan sapi serta keperluan lain nya.seperti member
minum dan memandikan ternak.berikut adalah gambar kandang kelompok Terasna.
Gambar 7.Lokasi PKL
a. Letak Kandang
·
Berdekatan dengan kebun
·
Berjarak dgn jalan aspal
·
Air limbah tersalur dengan baek dan mau dijadikan biogas
b. Konstruksi
Merupakan kandang atap tertutup sehingga memiliki
sirkulasi udara yang kurang baik dengan mempunyai tempat penampungan kotoran
dan kandang di kandang kelompok Terasna berbentuk tail to tail.
c.lantai
·
Lantai terbuat dari semen permukaan tidak terlalu kasar.namun ada
beberapa tempat lantai masih menggunakan lantai tanah sehingga urin dan kotoran
lainnya tergenang didalamnya.
·
Lantae memiliki selokan.
·
Lantai miring kira-kira kemiringannya ±2-3 cm.
Gambar 8.Keadaan lante kandang
d.Kerangka
·
Kerangka terbuat dari bambudan kayu.
·
Dinding terbuat dari tembok.
e.Atap
· Terbuat dari asbes.
· Kemiringan atap ± 30 cm
· Bentuk atap kandang yaitu bentuk segi tiga
(model atap gable).
f.Tempat pakan
dan minum
Tempat pakan berupa tembok dan ada juga
yang masih menggunakan bambu sedangkan tempat minum terbuat dari pelastik (ember).
Gambar 9-10.Bentuk tempat pakan
g.Bentuk Organisasi
Seteruktur Organisasi Dikandang Kelompok
Terasna Bagu adalah Sebagai Berikut:
Tabel 2.Seteruktur Organisasi Kelompok Ternak Terasna.
NO
|
NAMA
|
JABATAN
|
1
|
H.MAKRIPATULLAH
|
KETUA KELOMPOK
|
2
|
MUKSIN
|
SEKERTARIS
|
3
|
SAGIR
|
BENDAHARA
|
4
|
SUKRI
|
ANGGOTA
|
5
|
H.BANUN
|
ANGGOTA
|
6
|
H.ZAINI
|
ANGGOTA
|
7
|
PA,AT
|
ANGGOTA
|
8
|
SAHRI
|
ANGGOTA
|
9
|
UTI
|
ANGGOTA
|
11
|
ASMUNI
|
ANGGOTA
|
|
|
|
|
BAB IV
PERMASALAHAN DAN PEMECAHAN
4.1.Permasalahan
Dalam usaha peternakan ataupun usaha
lainnya tidak terlepas dari masalah yang dapat merugikan peternak dan
masyarakat disekitarnya.
Masalah masalah yang timbul dalam usaha
peternakan yang terjadi pada kandang kelompok Terasna khususnya dibidang
pengelolaan pakan yaitu sebagai berikut:
1. Lokasi
pengambilan hijauan atau pakan jauh dari kandang kelompok.
2. Masih mengandalkan ketersediaan hijauan segar dalam pemberian
pakan.
3. Teknologi pengolahan pakan belum jalan/jarang digunakan.
4. Pembagian tugas anggota kelompok dalam pengelolaan peternakan belum
ada.
4.1.1.Pemecahan Masalah
Pemecahan masalah dari
permasalahan yang ada yaitu:
1. Lokasi pengambilan hijauan atau pakan jauh
dari kandang kelompok hal ini sangat merugikan peternakan dari segi waktu dan
teranseportasi sebaiknya peternak menanam hijauan berupa rumput atau legume di
sekitar area kandang sehingga dengan itu peternak dapat dengan mudah mengambil
hijauan.
2. Pemberian hijauankering seperti jerami padi yang
di mamoniasi pada Kandang Kelompok Terasna masih jarang di lakukan bahkan
di Kandang kelompok ini anggotanya masih
memberikan hijauan segar.Padahal jerami padi yang di amoniasi.Pembuatan ini
sangat mudah di buat dan ketersediaannya cukup banyak untuk diberikan pada sapi
yang ada di kandang kelompok.
3. Penggunaan teknologi pakan di kandang Kelompok Terasna masih belum digunakan atu
di mampaatkan oleh peternakpadahla teknologi untuk pengolahan pakan sangat
banyak Contohnya pengolahan jerami kering dapat di olah menjadi silase dan
waper jerami.
4. Pembagian tugas setiap anggota kelompok dapat
dilakukan dengan cara membagi bagi tugas dalam menejmen pemeliharaan misalnya
setiap anggota dapatmengerjakan salah satu pekerjaan yang ada dalam peternakan Contohnya
anggota kelompok ada yang berperan dalam Pengolahan pakan dan ada juga yang
berperan dalam engolahan kotoran ternak.
BAB V
HASIL DAN PEMBAHASAN
5.1.Tahapan Persiapan
5.1.1.Pengenalan Peternakan
Kegiatan yang dilaksanakan setelah
seminggu adalah kegiatan yang difokuskan pada bidang kajian PKL masing-masing
yaitu Penerapan Teknologi Pengolahan Limbah Jerami Padi Pada Sapi Bali berupa urea
jerami dimana kegiatannya yaitu penyediaan pakan, pemberian pakan, pengadaan
air minum, penanganan ternak, penanganan limbah, dan pembersihan kandang dan
lingkungan.
Peternak yang sebagai anggota dikandang kelompok Terasna merupakan
penduduk asli di daerah tersebut dan sebagian besar di kandang kelompok Terasna
berternak sapi merupakan pekerjaan sampingan akan tetapi ada juga yang sebagai
mata pencariannya.
Jerami padi merupakan limbah pertanian
dari hasil panen padi yang kebanyakandibakar oleh petani tanpa memanfatkannya.Jerami padi
merupakan salah satu limbah pertanian yang potensial untuk dimanfaatkan sebagai
pakan ternak ruminansia.Penggunaan jerami padi sebagai makanan ternak telah
umum dilakukan di daerah tropik, terutama sebagai makanan ternak pada musim
kemarau.Tetapi penggunaan jerami padi sebagai makanan ternak mengalami kendala
terutama disebabkan adanya faktor pembatas dengan nilai nutrisi yang rendah
yaitu kandungan protein rendah, serat kasar tinggi, serta kecernaan rendah.
Pemanfaatan jerami padi sebagai pakan baru mencapai 31-39%, sedangkan yang
dibakar atau dikembalikan ke sawah sebagai pupuk 36-62%, dan sekitar 7-16%
digunakan untuk keperluan industry.
Selama inipenggunaan jerami padi hanyalah diberikan
langsung kepada ternak saja. Jika
dilihat dari nilai nutrisinya, jerami padi ini mempunyai kandungan protein 3,5 – 4,5%, lemak
1,4 - 1,7 %, serat kasar 31,5 – 46,5%, abu 19,9 – 22,9%, kalsium 0,19%, fosfor 0,1% dan BETN 27,8 – 39,9%.
Dengan demikian karakteristik jerami padi sebagai pakan ternak tergolong
hijauan bermutu rendah.
Meskipun tekhnologi jerami urea
(amoniasi)telah di kembangkan, jerami yang merupakan pakan sampingan di Kandang
kelompok terasna ini masih memiliki kekurangan. Oleh karena itu, diperlukan
pakan tambahan berupa konsentrat yang mampu melengkapi nilai gizi jerami yang
di amoniasi itu sendiri.
Tabel3.Daftar Nama Anggota Kelompok Terasna.
NO
|
Nama anggot
|
Jenis
kelamin
|
Umur
(tahun)
|
Pendidikn
|
Alamat
|
1
|
Asmuni
|
L
|
35
|
SMA
|
Medas
|
2
|
Muksin
|
L
|
38
|
SD
|
Medas
|
3
|
Sager
|
L
|
42
|
SMP
|
Medas
|
4
|
Sukri
|
L
|
43
|
SMA
|
Medas
|
5
|
H Banun
|
L
|
50
|
SD
|
Medas
|
6
|
H Zaini
|
L
|
52
|
SD
|
Medas
|
7
|
Pa,at
|
L
|
38
|
SMA
|
Medas
|
8
|
Sahri
|
L
|
40
|
SMA
|
Medas
|
9
|
Uti
|
L
|
34
|
SMA
|
Medas
|
|
|
|
|
|
|
|
|
5.1.2.Pengenalan Pakan
Pakan yang diberikan pada sapi bali
dikandang kelompok Terasna Bagu kebanyakan berupa hijauan yaitu,rumput Lapangan
dan legume dan limbah industry pertanianseperti jerami serta pakan yang
diberikan pada sapi dikandang kelompok Terasna Bagu berpariasi antara sapi satu
dengan sapi yang lain tergantung dari pemilik sapi yang memberikan pakan.
Gambar 11.Pencacahan jerami
5.2.Tujuan dan
Kegunaan
5.1.1.Tujuan Kegiatan PKL
Adapun tujuan dari PKL ini adalah;
1.
Untuk menerapkan ilmu peternakan yang telah diperoleh dan dipraktikan langsung di
tempat PKL
2. Untuk meningkatkan keterampilan dan memperoleh pengalaman kerja dalam bidang peternakan khususnya pemberian
pakan Sapi Bali berupa hijauan kering jerami padi yang di amoniasi.
5.1.2.Kegunaan Kegiatan PKL
Adapun Kegunaan dari PKL ini adalah;
1.Dapat memperoleh wawasan dan pengetahuan tentang pengolahan pakan dari limbah padi.
2.Dapat mempraktikkan secara langsung pengolahan
pakan untuk
ternak Sapi Bali.
3. Sebagai kajian dan informasi bagi yang memerlukan.
BAB VI
PENUTUP
6.1.Kesimpulan
Berdasarkan hasil pelaksanaan PKL dikandang kelompok Terasna
dengan kajian” pembuatan pakan dengan jerami yang di amoniasi pada sapi Bali kesimpulan
yang dapat di ambil yaitu:
1.Peternak yang ada dikandang kelompok Terasna Bagu melakukan usaha peternakan sapi sebagai atau sebagai tabungan.
2.Jumlah ternak sapi yang ada dikelompok
ternak Terasna Bagu sebanyak 26 ekor.
3.Jenis pakan yang diberikan oleh peternak dikandang kelompok
Terasna yaitu berupa hijauan seperti rumput lapangan,rumput gajah,daun singkong,jerami padi segar dan jerami padi yang di amoniasi.
4.Pemberian pakan
pada sapi Bali dikandang kelompok Terasna belum menggunakan setandar bobot
badan.
6.2.Saran
Adapun saran dari laporan PKL ini adalah:
1.
Para peternak
dikandang kelompok Terasna diharapkan dalam pemberian pakan menggunakan standarbobot
badan yaitu pemberian pakan berdasarkan
bahan kering 3 % dari bobot badan atau dalam keadaan segarsegar
10-15 %.
2.
Sebaiknya
pemberian pakan dilakukan 3 kali sehari.
3.
Perlu
peremajaan kelompok dalam upaya memperbaiki administrasi
dan pembuatan awik-awik agar kegiatan kelompok lebih terarah sesuai
kesepakatan.
DAFTAR PUSTAKA
Parakkasi,
A. 1999.Ilmu Nutrisi dan Makanan Ternak
Ruminant. UI Press. Jakarta.
Saribuang,
M dkk.2000. Pemanfaatan Probiotik dalam Fermentasi Jerami Sebagai PakanSapi Bali Di
Musim Kemarau.Instalasi Penelitian dan Pengkajian Teknologi Pertanian Gowa.
GowaDiposkan oleh hariyatun
LAMPIRAN
lampiran 2
Data Pribadi Mahasiswa PKL
Nama :
SAEPUL BAHRI
NIM :
B1D 010 190
TTL :
Monggas,31 Desember 1986
Agama :
Islam
Jurusan : S1.Ilmu Peternakan
Fakultas :
Peternakan
Universitas :
Mataram
Total SKS :
94
IPK : 2,18
Alamat :Jln Peraya Kopang Darmaji Monggas
Lombok Tengah-NTB
No. Tlp/ Hp : 081907812007
Lampiran 3
Gmbar.Denah
kandang
Keterangan :
1.Berugak 6.Penamungan
kotoran
2.Sumur 7.Kandang anak
sapi
3.Rumah 8.Kandang
sapi dewasa.
4.Gudang5.Berugak
Lampiran 4
Tabel 3.Anggota-anggota
Peternak di Kandang KelompokTerasna.
No
|
Nama anggota
|
Jeniskelamin
|
Umur (tahun)
|
Pendidikn
|
Alamat
|
1
|
ASMUNI
|
L
|
35
|
SMA
|
Medas lauk
|
2
|
MUKSIN
|
L
|
38
|
SD
|
Medas lauk
|
3
|
SAGER
|
L
|
42
|
SMP
|
Medas daye
|
4
|
SUKRI
|
L
|
43
|
SMA
|
Medas timuk
|
5
|
H BANUN
|
L
|
50
|
SD
|
Medas baret
|
6
|
H ZAINI
|
L
|
52
|
SD
|
Medas daye
|
7
|
PA,AT
|
L
|
38
|
SMA
|
Medas daye
|
8
|
SAHRI
|
L
|
40
|
SMA
|
Medas timuk
|
9
|
UTI
|
L
|
34
|
SMA
|
Medas lauk
|
PENERAPAN
TEKNOLOGI PENGOLAHAN LIMBAH JERAMI PADI (AMONIASI) PADA TERNAK SAPI BALI DI
KANDANG KELOMPOK TERASNA DESA BAGU KEC,PERINGGARATA LOMBOK TENGAH-NTB
Oleh
Nama mahasiswa
: SAEPUL BAHRI
NIM :B1D 010 190
Prog.Studi Jurusa :PETERNAKAN
Telah Dipertanggung Jawabkan Didepan Tim Penilai
Dandinyatakan Berhasil Pada:
Tim Penilai,
Dr.Ir,IMRAN,M.Si Ir.H.Mastur,M.Si
NIP:19620104
1986031005 196112311987031012